Nikmat-mahu dikecap, mahu dirasai di hujung lidah, mahu dilihat dan mahu dimiliki. Nikmat berada di mana-mana, bahkan kehidupan itu sendiri adalah suatu nikmat yang tiada tolok bandingannya. Nikmat adalah hiasan hidup, bagaikan bunga-bungaan menjadi hiasan kepada alam. Tidak salah memburu nikmat asalkan ia boleh menjadi penyebab kepada bertambahnya rasa kehambaan kepada Yang Maha Pencipta. Nikmat bermula dalam diri kita sendiri. Lihatlah pada diri sendiri kerana pada diri kita ada:
- Mata-syukurilah nikmat ini dengan tidak mempergunakannya untuk melihat hal-hal yang maksiat.
- Telinga-syukurilah nikmat ini dengan hanya mendengar hal-hal yang baik.
- Lidah-syukurilah nikmat ini dengan banyak mengucapkan zikir, puji-pujian kepada Allah dan mengungkapkan nikmat-nikmat yang diberikan Allah.
- Tangan-Syukurilah nikmat ini dengan melakukan kebaikan untuk diri sendiri ataupun untuk orang lain dan tidak mempergunakannya untuk hal-hal yang haram.
- Perut-syukurilah nikmat ini dengan memakan makanan yang halaldan tidak berlebih-lebihan. Makanlah sekadar untuk menguatkan tubuh terutama untuk beribadah kepada Allah.
- Kemaluan-syukurilah nikmat ini pada jalan yang diredhai Allah.
- Kaki-syukurilah nikmat ini untuk berjalan ke tempat-tempat yang baik dan untuk menolong sesama manusia.
Firman Allah:
"Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan di dalam hati"
Al-Mukmin:19
"Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur)"
Ad-Duha: 11
"Sesungguhnya, jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih"
(Ibrahim:7)
Sumber: Bitaqah Yaumiyah-Karya Bestari 1998 & iluvislam.com
No comments:
Post a Comment